be

be

Selasa, 13 Desember 2022

Terluput

Sudah terlalu lama ya kawan waktu berlalu tanpa tulisan. Terakhir tahun 2019, waktu saya berada di Samarinda.
Panjangnya perjalanan, hari ini sudah hampir 2 tahun saya berada di ujung timur negara Indonesia, Jayapura Papua. Banyak hal tidak masuk akal bisa terjadi di sini, dari MOP Papua kita bisa tahu gambaran kehidupan yang ada di kota ini. Saya pun tak menyangkal kalau kata kestabilan emosi pun tak bisa lagi kuatur dengan baik. 
Ada banyak perkara, pertemuan terjadi. Ada terlalu banyak orang-orang yang tidak berfikir rasional di tempat ini, dan sungguh itu membuatmu tertawa satu dua kali, maka berikutnya menjadi hal yang ternyata sangat melelahkan.

Sudahlah, hari ini saya kembali menulis karena ada satu hal yang membuat saya bersyukur dan kembali merasa bahwa ya selama ini Tuhan lah yang menjagaku dengan baik. Semuanya boleh pergi, semuanya akan mengecewakan. Saat tidak ada seorang pun untuk berlindung, Tuhan selalu menjaga dan meluputkanmu lagi dan lagi.

Hari ini sepulang pertemuan training Multimedia sekitar jam 10 malam. Saya mampir ke tempat foto copy Padang Bulan hingga terfikir untuk mengecek tempat di daerah Waena yang memungkinkan untuk saya memulai suatu usaha. Mengingat rencana ini tak kunjung running, ya saya tidak berani memulainya sendiri. Pernah mengajak teman, adapun juga orang spesial tapi ending dari semuanya kembali pada saya tak bisa berharap pada manusia.

Ketika di Waena, saya berjalan pelan untuk melihat lokasi di sekitar. Kondisi malam pun membuat saya tak bisa melihat dengan jelas tempat-tempat tersebut, sesekali saya membuka kaca mobil dengan takut-takut karena kondisi yang sudah malam dan kemungkinan tidak aman. 

Setelah tiba ujung perbatasan, saya putar balik kembali ke arah kos di Kotaraja. Di arah kembali ini masih dekat perbatasan Waena, di tempat yang masih cukup gelap, pertama saya melihat ada laki-laki tidak mengenakan baju dan terlihat mabuk di tengah jalan raya. Di situ bulu kuduk mulai berdiri, saya mengemudi dengan cepat ambil jalan kosong yang masih kebetulan cukup luas di sampingnya. Puji Tuhan saya lolos dari orang mabuk.

Tapi sedihnya kawan, ternyata ada orang mabuk ke 2 kembali, hanya sekitar 20 m dari orang mabuk pertama. Dan orang mabuk ke 2 ini tidak punya spasi kosong di sebelahnya untuk bisa ditembus karena ada motor di seblah jalan yang sepertinya dihadang juga oleh temannya. Maka jadilah saya berhadapan langsung dengan orang mabuk yang juga tidak memakai baju, sudah memukul-mukul jendela mobil dengan kerasnya.
Sebenarnya dia minta 5 ribu kawan, tapi saya terfikir kalau saya di mobil sendiri. Kalau saya buka kaca kasih uangnya, tangan saya ditarik. Saya tidak sanggup memikirkan bagaimana berkelahi dengan orang mabuk. Orang waras pun saya tak berani, apalagi dengan orang yang sedang kehilangan akal..hhaa

Waktu melihat wajah orang mabuk tersebut tepat di depan kaca mobil, saya sempat teringat seseorang untuk membantu. Tapi kenyataannya, di situ saya sadar tidak ada manusia untuk saya berlari, sedih dan saya pun kembali menyebut Tuhan Yesus yang terbukti tidak pernah meninggalkan. Sebutan ke dua saya mengatakan Tuhan Yesus bagaimana ini, tiba-tiba saya melihat di kaca samping ada orang asli sini juga yang datang memukul tangan/ menegur orang mabuk tersebut. Saya tidak bisa mendengar dengan baik yang dikatakan orang itu. Sepertinya orang itu membela saya, tapi kemudian ada lagi orang ke-3 yang datang membela orang mabuk tersebut dan tentunya tidak membela saya. Mereka semua adalah penduduk asli wilayah Papua ya. Ketika mereka semua sudah berada di samping dari mobil, dan memungkinkan mobil untuk lewat, maka saya gas secepatnya.

Mohon maaf Bapak yang sudah tolong saya, karena saya ada langsung cabut. Karena kalau saya tinggal juga saya tidak berdaya apa-apa. Semoga aman saja ya..

Terima kasih Tuhan, terima kasih untuk orang baik yang sudah datang menolong saya. Kemudian, saya teringat kembali setiap perkara wilayah sulit yang telah saya kunjungi, setiap saat-saat buruk tak aman. Pernah pun saya naik motor dan hampir ditahan juga oleh orang mabuk yang tentunya lagi tidak memakai baju. Ketika dekat dengan orang mabuknya saya melambatkan kendaraan, tapi ketika dia terlihat menunggu saya untuk berhenti, saya kemudian tarik gas. Entah bagaimana menggambarkannya dengan kata-kata yang lebih halus. Saya hanya menyebutnya dengan sledding dengan bahasa gaul sehari-hari..wkwk

Tidak ada manusia tempat berlari. 
Tuhanku, Dialah penjaga terbaik yang selalu membuatku terluput dan kembali terpesona karena-Nya. 
Tangan tersembunyi itu masih selalu menjagaku dan menjagamu kawan.. Berbahagialah :)